Susi Ivvaty

31-12-2013. Sebuah Coretan

Related Posts

   



            31-12-2013. Hari terakhir di tahun ini mendorong banyak orang untuk reflektif, evaluatif, korektif, dan kontemplatif. Membaca refleksi akhir tahun teman-teman, baik dalam bentuk status/note di Facebook, kultwit di Twitter, atau tulisan panjang/pendek di blog, saya pun membatin dengan spontan, "Eh, pinter-pinter bener nih temen-temen menggambarkan gimana perasaan mereka selama setahun ini". Bayangkan! Setahun! Uh!
        Bagaimana dengan saya? Saya selalu bingung dan merasa gamang di saat-saat seperti ini. Saya juga ingin berefleksi, mengevaluasi apa yang telah saya lakukan selama setahun ini. Apa saja hal-hal baik yang telah saya lakukan dan akan saya lanjutkan di tahun depan. Sebaliknya, apa saja hal-hal buruk yang akan saya hapus dan perbaiki di tahun 2014.
         Yang terjadi, saya lantas merunut berbagai kejadian dan rupa-rupa rasa dalam diri sejak tanggal 1 Januari 2013. Hasilnya? Walhasil banyak yang lupa. Beneran lupa. Misalnya menjawab pertanyaan ini, "Apa momen apa yang paling berkesan?" Apa ya? Saya langsung menggaruk pantat saya yang tidak gatal itu. Saya berpikir keras. Apa ya?
          Apakah momen berarti itu saat saya bisa liputan ke luar negeri? Tahun ini "hanya" dua kali saya liputan ke luar negeri. Pertama ke Manila Filipina dan kedua ke Milan Italia. Rasanya kok biasa saja, terlalu mewah kalau liputan di luar negeri disebut sebagai momen berarti. Ya memang berarti, tapi liputan kan memang pekerjaan saya. Kalau liputannya ke luar negeri itu ya semacam bonus, dan itu ya sudah sewajarnya. Lalu apa?
          Sebentar. Saya berpikir lagi. Nihil. Gak ketemu. Saya kembali merasa gamang. Apakah saya begitu cueknya sehingga tidak merasakan sesuatu yang istimewa dalam menjalani hari-hari? Apakah kehidupan ini sudah sebegitu membosankan sehingga saya merasa biasa saja? Apakah segala hal sudah menjadi mainstream sehingga tidak menonjol lagi? Apa? Apa?
          Januari. Februari. Maret. April. Mei. Juni. Juli. Agustus. September. Oktober. November. Desember. Masak sih 12 bulan tidak merasakan apa-apa? Mendadak saya mengingat hal-hal sederhana. Misalnya ketika saban malam di musim "banyak nyamuk" saya harus membunuh puluhan nyamuk dengan raket listrik demi melindungi kedua anak saya dari gigitan nyamuk ganas itu. 
Saya melakukannya sampai dini hari, karena ketika saya mencoba tidur, masih ada saja nyamuk mendengung dan menggigit. Astaga gatelnya minta ampuuuuun.
          Tiba-tiba saya sadar. Saya memang sulit menemukan momen-momen istimewa itu karena momen itu bukan sebuah titik, bukan sebuah peristiwa di tanggal tertentu. Selama setahun ini saya melihat dua anak saya, Fata dan Silmy, tumbuh. Mereka berulang tahun ke-11 dan ke-9 tahun ini. Fata sudah kelas enam SD dan beberapa bulan lagi harus siap dengan seragam baru di SMP. Silmy juga makin terlihat "yakin dengan dirinya", dan dia bilang gini, "Ibu, aku belum mau menstruasi dulu....". Aiiish...
          Setahun ini menjadi momen istimewa, ketika saya melihat dan merasakan anak-anak berkembang. Mereka makin suka main games, mengutak-atik aplikasi di Ipad, dan menggambar karakter-karakter di games dan merangkainya menjadi sebuah komik lucu. Mereka menulis "Aku sayang Mama" pada waktu-waktu tertentu dan sewaktu Hari Ibu.  Bukankah itu luar biasa?
         Maka, marilah kita menggelinding saja di jalan beton kehidupan ini. Target sepuluh tahun ke depan, apa? Eh, kok kayak pertanyaan untuk para atlet saja, tahun depan harus dapat medali emas Asian Games. Hidup itu bukan sekadar mengejar target. Hidup itu  
perkara menikmati setiap detik waktu yang berjalan. Rasanya bisa saja lambat maupun cepat. Itu menurutku lho, ya?
         Seperti bio saya di Twitter (cieeee Twitter nih yeee), let's embrace the NOW, the moment. Bukannya tidak ada harapan ke depan. Selalu ada harapan, itu naluri kok, pasti sudah terinternalisasi dalam diri kita. Misalnya harapan agar anak-anak kita bisa bersekolah dengan layak, syukur bisa ke luar negeri. Nah, kalau harapannya seperti itu, kan, pasti usahanya harus sebanding, bukan? Kalau hanya jualan kaos kecil-kecilan, ya susah mau nyekolahin anak ke LN.. (eh, padahal saya lagi usaha jualan kaos bertema voli, lho, dibeli yach? Ping! me #eaaaaa).
         Cukup, ya? Mendingan saya akhiri catatan ini. Saya kalau bicara terlalu banyak itu penyakitnya, susah mencari ending yang tepat. Bisa tidak terarah, menyesatkan. Hihihihi.


         Selamat tahun baru 2014! "You may delay, but time will not" (Benjamin Franklin)

31-12-2013


About the Author
susiivvaty

Share a little biographical information to fill out your profile. This may be shown publicly. Share a little biographical information to fill out your profile

No comments :

Leave a Reply

Our mission of increasing global understanding through exploration, geography education, and research.