Susi Ivvaty

Museum: Surga Artefak yang Merawat Gagasan

Related Posts

Memasuki Museum Bale Panyawangan Diorama Purwakarta di Purwakarta, Jawa Barat, pengunjung disuguhi beragam koleksi dan informasi dalam bentuk multimedia. Artefak tak sekadar benda mati, tetapi dihidupkan sehingga bisa berinteraksi dengan peng‎unjung.
Indri, pemandu museum Bale Panyawangan Diorama Purwakarta

             Tidak semua koleksi di museum yang diresmikan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada 21 Februari 2015 itu berbentuk audio visual. Ada sejumlah koleksi pajangan tentunya, misalnya replika-replika prasasti seperti Prasasti Batu Tulis dan Prasasti Kawali. Informasi dalam bentuk diorama memudahkan pengunjung untuk berimajinasi. Di sini juga ada bioskop mini berkapasitas 50 kursi.
             Di museum seluas 1.018 meter persegi yang dibangun dengan anggaran Rp 5 miliar ini, segala pengetahuan tentang sejarah Purwakarta dan Tatar Sunda tersedia. Begitu pula
sejumlah peristiwa politik dan budaya pada masa pra-kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan.
Ingin tahu peristiwa Rengasdengklok atau sejarah Purwakarta 1940-an hingga 1950-an? Sentuh layar-layar di sana, informasi pun tersaji. Pencet tombolnya, narasi dalam bentuk audio pun mengalun. Cara belajar seperti ini cocok untuk siswa sekolah masa kini, yang berkawan akrab dengan dunia layar, hidup dalam budaya layar.
            ”Kami juga merencanakan Museum Diorama Wayang Nusantara‎. Lebih besar lagi. Arsip atau sejarah yang ditampilkan dengan wujud karya seni dengan sentuhan teknologi pasti lebih menarik, apalagi pada masa kini,” kata Dedi, Mei 2015, di Purwakarta.
              Media diorama ini masyhur sejak dibangunnya Museum Sejarah Nasional  atau Museum Monas yang terletak di bagian cawan Tugu Monas Jakarta. Tugu Monas berikut museumnya diresmikan pada 12 Juli 1975. Media diorama ‎sangat membantu pengunjung membayangkan suasana pada satu peristiwa dengan tepat. Diorama menurut KBBI berarti sajian pemandangan dengan perincian sesuai aslinya dalam ukuran kecil yang dilengkapi dengan patung. 
Sejarah Tatar Sunda bisa diketahui dengan mendengarkan
narasi di buki ini. Buka lembaran buku, narasi audio pun terdengar
(Museum Bale Panyawangan Diorama Purwakarta)

               Museum-museum milik pemerintah saat ini juga dilengkapi dengan diorama, meski tidak lengkap. ‎Di Bale Panyawangan ini, bentuk diorama dipadu dengan teknologi multimedia dan sistem informasi digital yang dihubungkan dengan komputer. Pengunjung yang datang bisa menyentuh layar di bagian lobi untuk mengetahui apa saja yang tersaji di sembilan bale atau ruangan di museum.
               Sembilan bale di museum ini meliputi Bale Prabu Maharaja Linggabhuwana, menyajikan sejarah Tatar Sunda. Bale Prabu Niskala Wastukancana, adalah semacam "hall of fame" yang menampilkan sosok para pemimpin Purwakarta. Di Bale Prabu Dewaniskala,‎ pengunjung mendapatkan suasana Purwakarta pada masa pengaruh Mataram, VOC, dan Hindia Belanda pada 1620-1799. Bale Prabu Ningratwangi menyajikan Purwakarta pada 1800-1942. 
              Lima bale yang lain menggambarkan Purwakarta mulai pergerakan nasional, pra kemerdekaan, kemerdekaan, demokrasi terpimpin, hingga era reformasi dan masa kini. "Materi di dalam museum ini selalu kami update jika ada informasi tambahan atau koleksi lain yang belum dimasukkan," kata pemandu museum, Arie Lukman.

Prasasti-prasasti 

Salah satu bale, dengan Indri di tengah (maaf gelap)
            Bale Panyawangan menambah daftar museum yang ada di Indonesia. Pada awal 2014, museum pemerintah ataupun swasta ‎berjumlah 325. Kini, Indonesia memiliki 412 museum. Tiga tahun lagi, Indonesia akan memiliki Museum Batik Indonesia, setelah pada Kamis (21/5), Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan meletakkan batu pertama pembangunan museum itu di Taman Mini Indonesia Indah.
              ”Bagus sekali jika selalu ada museum baru hadir” dan museum lama tetap hidup,” kata Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud Harry Widianto.

Merawat gagasan
               Museum dan artefak bukan benda tanpa narasi. Artefak merupakan benda yang menyimpan gagasan, demikian mengutip pandangan James Deet‎z dalam Invitation to Archaeology, (1967). Kita boleh setuju atau tidak dengan pendapat Deetz tentang ”ide-ide terfosilkan” (fossilized ideas) itu, tetapi hal yang pasti, satu artefak muncul bukan tanpa alasan atau latar belakang sejarah.
            Banyak artefak tersimpan di museum-museum, yang tidak hanya menceritakan peristiwa, tetapi juga kebudayaan dan peradaban satu suku bangsa dan bangsa. Identitas serta lokalitas satu komunitas tergambarkan dalam koleksi itu. Maka itu, museum sebagai tempat belajar seumur hidup mustinya terus dikembangkan dengan program-program menarik.
            Ketua Komunitas Jelajah Musiana Yudhawasthi melihat banyak museum baru yang inspiratif, termasuk Bale Panyawangan Diorama Purwakarta dan Museum Martha Tilaar di Gombong, Jawa Tengah. Namun, di sisi lain, banyak museum kurang terawat, sepi program, tidak interaktif, sehingga membosankan. Orang pun malas datang.
             Untuk itulah, Komunitas Jelajah didukung Asosiasi Museum Indonesia menggelar ajang penghargaan bagi museum agar lebih bersemangat menginovasi diri. Penghargaan dibagi dalam empat kategori: museum pintar, museum cantik, museum bersahabat, dan museum menyenangkan. Museum Award yang keempat ini hanya mengobservasi museum-museum yang ada di enam provinsi di Pulau Jawa, yang berjumlah 248 museum.
            Ajang penghargaan ini menyesuaikan dengan Hari Museum Internasional yang diperingati saban 18 Mei. Tahun ini, peringatan itu mengangkat tema Museum for a Sustainable Society. Museum-museum sedunia merayakannya.
            Museum Nasional Indonesia juga menggelar beragam program untuk merayakan Hari Museum, seperti bazar, lomba paduan suara, peragaan busana anak, lomba film pendek‎, serta lokakarya dan pameran mainan tradisional. Semua dilakukan di Museum Nasional, dengan tujuan membuat museum lebih hidup dan bersahabat dengan pengunjung.
            Hari Museum dirayakan saban tahun di dunia, tetapi museum-museum di Tanah Air masih saja sepi. ‎Banyak museum masih belum beranjak maju alias gagal move on, mengikuti bahasa remaja sekarang. Museum masih kerap sebatas tempat memajang koleksi bisu. Bahkan, pengunjung harus mencari-cari petugas yang dapat menjelaskan semua koleksi. Ada juga museum yang koleksinya bagus, tetapi tidak bisa dibuka. ”Tantangan museum luar biasa besar,” kata Musiana.
          Museum-museum baru memang belum teruji. Bale Panyawangan, misalnya. Gedungnya saat ini bersih, para pemandunya ramah kepada pengunjung.
Salah satu pemandu museum yang lulusan jurusan teknik informatika, Indri Sukma Wirawati, menyambut tamu dengan senyum merekah pekan lalu. Ia bersama Arie Lukman dan Edi Rasidi mengenakan busana khas Sunda. ‎
          Akan tetapi, bagaimana pengembangan museum-museum baru itu pada masa depan? Mampukah semua museum di Indonesia merawat gagasan yang termuat setiap koleksinya? Waktu yang akan menguji.

Ruang kaca tempat koleksi prasasti, 
sebelum memasuki lobi Bale Panyawangan

(Tulisan dimuat di Kompas, 23 Mei 2015, namun di sini ada sedikit tambahan plus foto-foto)


About the Author
susiivvaty

Share a little biographical information to fill out your profile. This may be shown publicly. Share a little biographical information to fill out your profile

2 comments :

  1. KISAH NYATA..............
    Ass.Saya ir Sutrisno.Dari Kota Jaya Pura Ingin Berbagi Cerita
    dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
    saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
    saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
    internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
    awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
    sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
    Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.

    KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
    BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!

    ((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))

    Pesugihan Instant 10 MILYAR
    Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :

    Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
    Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
    dll

    Syarat :

    Usia Minimal 21 Tahun
    Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
    Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
    Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
    Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda

    Proses :

    Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
    Harus siap mental lahir dan batin
    Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
    Pada malam hari tidak boleh tidur

    Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :

    Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
    Ayam cemani : 2jt
    Minyak Songolangit : 2jt
    bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt

    Prosedur Daftar Ritual ini :

    Kirim Foto anda
    Kirim Data sesuai KTP

    Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR

    Kirim ke nomor ini : 085320279333
    SMS Anda akan Kami balas secepatnya

    Maaf Program ini TERBATAS .

    ReplyDelete
  2. Minta izin untuk unduh fotonya sebagai tambahan

    ReplyDelete

Our mission of increasing global understanding through exploration, geography education, and research.