Susi Ivvaty

Mari Menari Ta'lande, Tradisi Dayak Lundayeh

Related Posts

Belasan orang berbaris berantai dengan kedua tangan memegang pundak orang di depannya. Persis formasi permainan anak "kereta-keretaan". Mereka berjalan pelan dalam langkah serempak sambil diiringi nyanyian "Ta'lande... ta'lande...." 

Gadis-gadis dari suku Dayak Lundayeh menarikan ta'lande dalam satu acara di Nunukan, Kalimantan Utara, awal Maret 2015. Ta'lande merupakan paduan lantunan syair dan tarian yang biasanya disuguhkan saat irau (pesta besar). Orang-orang (bisa mencapai ratusan orang) berdiri berantai dengan memegang bahu orang di depannya, lalu berjalan mengikuti irama musik sampek.
KOMPAS/SUSI IVVATYGadis-gadis dari suku Dayak Lundayeh menarikan ta'lande dalam satu acara di Nunukan, Kalimantan Utara, awal April 2015. Ta'lande merupakan paduan lantunan syair dan tarian yang biasanya disuguhkan saat irau (pesta besar). Orang-orang (bisa mencapai ratusan orang) berdiri berantai dengan memegang bahu orang di depannya, lalu berjalan mengikuti irama musik sampek.
Lagu "Ta'lande", yang dilantunkan Dorma Kisu, warga suku Dayak Lundayeh dari Krayan, Kalimantan Utara, mengalun. Orang-orang ikut bernyanyi sambil terus berjalan berkeliling. Pertunjukan di Sei Sembilan, Nunukan, Kalimantan Utara, awal April 2015, terasa nikmat dilihat dan didengar.
Ta'lande merupakan gabungan syair-syair lagu dan tarian yang melambangkan kebersamaan. Itu juga gambaran dari kehidupan masyarakat Dayak Lundayeh, tempat seni ta'lande tumbuh dan berkembang.
Pertunjukan ta'lande itu sepertinya sepele. Belasan orang itu hanya berjalan memutar bersama-sama di tempat terbuka. Orang yang berada paling depan biasanya pintar menyanyi dan hafal syair-syair yang merupakan tradisi lisan warisan nenek moyang. Namun, pada pertunjukan tersebut, pemimpin di depan hanya mengatur langkah, menyesuaikan irama musik sampek yang dipetik lelaki muda bernama Roy. Peran pemimpin tarian itu digantikan Dorma Kisu, yang melantunkan syair di luar formasi barisan.
Dorma Kisu melantunkan syair diiringi sampek oleh Roy

Kerukunan
Sekilas, tarian dan lagu itu memang terkesan bersahaja. Namun, jika dicermati lebih dalam, ada filosofi yang menggugah. Lihatlah para perempuan dari Sanggar Gelate yang menari melingkar-lingkar tersebut. Mereka sangat cantik dengan busana khas yang elok. Riasan wajah sederhana menambah semringah suasana. Para perempuan cantik itu menyerukan ajakan kerukunan, keharmonisan, dan kebersamaan.
Sejumlah orang di sudut lapangan tiba-tiba masuk ke dalam barisan, memegang pundak orang di depannya, ikut menari. Lucu juga. Pernah pada suatu irau atau pesta besar, menurut beberapa warga Nunukan, ratusan orang menari ta'lande, melingkar-lingkar, seperti dalam lagu "ular naga panjangnya bukan kepalang..." itu. Bayangkan, jika orang se-Indonesia merapatkan barisan seperti ini: kompak, setara, tanpa prasangka, bebas kepentingan. Ah, tentu ini khayalan terlalu berlebihan.
Dorma terus bernyanyi. "Tudih tudih kedilun tudih. Tunge emung kmei seniman kedilun tudih. Nalan pad pad na mefatad... metafad teu mekusag kedilun tudih tudih.... "Bapak-bapak ibu-ibu mari ta'lande bersama kami. Ta'lande... lande nalan nalan laeeee...". "Kudeng miek lubed beruh. Ruen ria nih lak beruh. Pele ngiding ngadan Nunukan. Ta'lande lande... nalan nalan laeee."
"Ta'lande lande... nalan nalan laeee itu kata kiasan yang berarti 'jika memungkinkan, permohonan kami dipenuhi. Namun, tidak ada pemaksaan, melainkan keihlasan'," kata Dorma.
Ia menjelaskan, isi syairnya adalah ungkapan rasa terima kasih kepada penyelenggara acara, salah satunya Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Harapan lain, Nunukan bisa diperindah sebab Nunukan adalah kota yang membatasi Indonesia dengan Malaysia. Wajah Nunukan adalah wajah negara.

Syair kearifan lokal
Masyarakat adat mengajarkan beragam kearifan di dalam berbicara dan berperilaku. Melalui syair, berbagai permohonan disampaikan. Begitu pula syair-syair ta'lande yang mengandung aneka makna seperti penghormatan dan penghargaan kepada seseorang atau sebaliknya, yakni kritik kepada pemimpin. Syair juga berisi sindiran, kisah lucu, hingga kata-kata romantis untuk muda-mudi yang sedang jatuh cinta.
Pada masa dulu, ta'lande biasanya dipraktikkan ketika irau. Ta'lande menjadi satu prosesi rasa syukur kepada Tuhan atas panen yang mencukupi hidup. Harapan dan doa-doa berhamburan di dalam syair yang dilantunkan. Warga Dayak Lundayeh yakin, doa dengan keikhlasan hati pasti terkabul.
"Saat ini ta'lande kadang dipentaskan pada saat pesta perkawinan. Isinya permohonan kepada pasangan. Situasinya bisa kontekstual, misalnya syairnya berupa sindiran atau imbauan kepada pemerintah dalam memberantas korupsi," papar Dorma, yang bekerja di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Begitu kaya tradisi Nusantara. Ketua Umum Asosiasi Tradisi Lisan Tety Pudentia menekankan betapa pentingnya lokalitas di dalam tradisi lisan yang menjadi jati diri bangsa. "Tarian tidak sekadar tarian. Musik tidak sekadar dimainkan. Di dalamnya terkandung kearifan lokal hingga sejarah peradaban satu kaum. Sayang, jika tradisi lisan itu tidak kita jaga dengan merevitalisasinya," paparnya.
Memang benar. Menurut Dorma, sekarang hanya beberapa orang yang bisa menuturkan ta'lande. "Saya pun dulu diajari nenek, dengar-dengar saja, akhirnya saya mencatat sejumlah syair ta'lande. Untuk kepentingan tertentu, syairnya ya harus dibuat lagi," kata Dorma.
Sebagai pemain sampek, Roy berlatih bersama Sanggar Gelate, untuk memadukan lagu yang dipakai di dalam ta'lande. Roy, yang berdarah Bugis, Sulawesi Selatan, kini telah menjadi Dayak. "Saya sangat menghayati semua tradisi Dayak. Main sampek itu asyik sekali," katanya.
Selain ta'lande, ada tradisi lisan lain Dayak Lundayeh berupa tarian, yakni fulung raye. Tarian ini bertutur tentang hutan yang belum dijamah manusia. Satwa langka bebas beterbangan. Pohon-pohon raksasa masih berdiri tegak. Petuah tarian ini adalah ajakan untuk menjaga alam ciptaan Tuhan.


About the Author
susiivvaty

Share a little biographical information to fill out your profile. This may be shown publicly. Share a little biographical information to fill out your profile

No comments :

Leave a Reply

Our mission of increasing global understanding through exploration, geography education, and research.