Susi Ivvaty

Penonton Riuh, Calo Tiket Gentayangan

Related Posts

Penonton Riuh, Calo Tiket Pun Gentayangan




Tereteteteeetttt... suara terompet membahana. ”Oleeeee,” ribuan penonton menyahut. Pertandingan voli pantai putra di arena Horse Guards Parade pun makin panas. Apalagi pembawa acara sangat kocak dan mengoceh sepanjang pertandingan. Penonton dengan kostum aneh-aneh kian bertingkah, berteriak, menggedor-gedor lantai panggung, dan bertepuk tangan menyemangati tim jagoan masing-masing.

Mulai dari jalan raya menuju Horse Guards Parade, panitia mengarahkan penonton. ”Voli pantai ke kanan,” kata seorang petugas. Walau masih jauh dari arena, petugas menyeleksi tiket penonton. Setelah masuk, penonton kembali mengantre untuk pemeriksaan, yang sama ketat seperti di imigrasi bandara. Ikat pinggang, jaket, kaca mata harus dilepas. Pemeriksaan super ketat ini terjadi di semua arena pertandingan.

Tiba di lokasi, tetapi masih di luar arena pertandingan, rombongan penonton antre lagi untuk membeli bir, minuman ringan bersoda, sandwich, dan kue untuk bekal menonton pertandingan. Pendukung tim Brasil dan Amerika Serikat paling riuh dan giat melambaikan bendera negara. Penonton lain menyoraki tim Latvia, yang sepi dukungan. Suporter tim Jerman juga ramai, walau tidak segarang suporter Brasil.

Penonton bertambah ramai saat pertandingan perempat final, semifinal, dan final. Final voli pantai putra mempertemukan peringkat pertama dunia Alison Cerutti/Emanuel Rego (Brasil) dan peringkat tiga dunia Julius Brink/Jonas Reckermann (Jerman). Jerman tampil sebagai juara pada laga Jumat (10/8) dini hari WIB. Di bagian putri, dua tim AS meraih emas dan perak, Brasil merebut perunggu.

Boom..., spike yang keras dari Sean Rosenthal (AS),” seru pembawa acara pada laga perempat final AS versus Latvia. ”Powerful spike. Ayo penonton beri semangaaat, USA...” Penonton riuh. ”Latvia...”. Penonton bergemuruh. ”Great Britain..., oh tidak ada”. Penonton bertepuk tangan dan tertawa.

Empat warga Inggris, yang tinggal 40 kilometer arah utara London datang ke berbagai arena untuk menyemangati tim Inggris. Dave, Harry, Elly, dan Emma, yang semuanya berusia senja itu, mengecat wajahnya dengan gambar bendera Inggris. Mereka tidak memiliki tiket dan datang sebagai penggembira.

”Kami sekeluarga. Kami datang ke mana saja untuk tim Inggris Raya,” ujar Harry (64).

Sulit mendapat tiket

Banyak orang ingin membeli tiket dadakan, tetapi mustahil mendapatkannya. Tiket habis sebelum olimpiade bergulir. Beberapa mahasiswa Indonesia di London mencoba membeli tiket secara online. Di situs resmi olimpiade sepekan lalu tertulis, tiket tersedia untuk tanggal tertentu, tetapi ketika dibuka ternyata habis. Selalu terulang dan membuat frustrasi.

Namun, sekitar 10.000 kursi di satu arena pertandingan kosong, pekan lalu. Hal itu memunculkan pertanyaan, ke mana penonton ini? Mengapa kursi kosong, padahal tiket habis. Media pun memberitakan kursi kosong ini selama beberapa hari. CEO Olimpiade 2012 Sebastian Coe menduga ada skandal tiket di balik kursi kosong itu.

Menjelang penutupan olimpiade dan beberapa pertandingan hampir mencapai puncaknya, makin banyak orang mencari tiket. Di arena berkuda di Green- wich, Kamis, orang berderet di dekat stasiun kereta melambaikan kertas bertuliskan, I need ticket atau three tickets please.

Dalam situasi demikian, sama seperti di Indonesia, ada saja calo tiket. Namun, keberadaan calon tiket itu tidak jelas. ”Itu lihat orang yang pakai kaus Brasil, beli di situ,” bisik Keith, warga London di dekat arena voli pantai.

Warga Brasil itu mengeluarkan beberapa tiket, untuk tanggal 6, 7, dan 8 Agustus, sampai final. ”Untuk yang hari ini, sudah habis. Besok ada, 95 pound,” katanya.

Harga di tiket 75 pound untuk laga perempat final dan semifinal putra. ”Bagaimana kalau 80 pound?”

”Wah, turunnya banyak sekali,” ujar si Brasil.

Setelah melihat gelagat si pembeli ingin mencari calo lain. Si Brasil itu pun buru-buru berkata, ”Okelah 80 pound. Tiket ini asli dan resmi, dari organisasi olahraga.”

Batin saya, "Weladalah, dapat gratisan dijual mahal. Aseeem......". (Kompas, 11 Agustus 2012)




About the Author
susiivvaty

Share a little biographical information to fill out your profile. This may be shown publicly. Share a little biographical information to fill out your profile

No comments :

Leave a Reply

Our mission of increasing global understanding through exploration, geography education, and research.