Susi Ivvaty

Masa Kecil 5

Related Posts

Zaman aku kecil, masih banyak permainan anak-anak yang menarik. Cublak-cublak suweng, siapa sih yang enggak tahu? Lalu lompat karet (bahasa Jawanya yeye) atau grobag sodor. Di masa kini, paling-paling yang tersisa tinggal petak umpet.

Ada beberapa permainan yang aku suka, seperti scooby doo, gabur dan qiu-qiu, sudamanda, serta panah-panahan. Bingung? Baiklah akan aku jelaskan satu persatu. Scooby doo, ini hanya meminjam nama tokoh kartun anjing, namun permainnya tidak ada kaitannya dengan anjing-anjingan. Memang, inti permainan ini adalah lari ke sana dan ke mari. Beberapa pecahan genting ditata bertumpuk. Disiapkan pula bola yang dibuat dari gulungan plastik yang diisi beberapa kerikil dan diikat dengan karet gelang. Permainannya mudah saja. Bola dilempar ke tumpukan genting, dan saat terjatuh semua lari. Teman yang mendapat giliran jaga mengejar dan melempar bola itu ke arah teman yang lain, sementara teman yang lainnya lagi segera mendekati tumpukan genting dan menatanya kembali. Jika genting sudah ditumpuk dengan rapi dan teman yang jaga belum berhasil melemparkan bolanya, berarti ia harus jaga lagi. Begitu seterusnya. Seru ya?

Kalau gabur dan qiu-qiu, tentunya sudah paham kan? Ini permainan menggunakan gambar kartun kecil-kecil yang waktu itu sedang trend. Untuk permainan ini, kita lewatkan saja.

Sudamanda. Istilah Betawi-nya selamanda. Yang ini juga kita lewatkan saja.

Yang paling aku gemari dari semuanya itu adalah panah-panahan. Mau tahu? Mmmmm, ini permainan dalam tim, mirim mencari jejak dalam Pramuka. Jadi, ada juga unsur kerjasama dan tolong-menolongnya. Peserta dibagi menjadi dua kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok Z. Biasanya, satu kelompok berisi lima-enam orang. Alat yang digunakan cukup kapur tulis. Biasanya, kami mengenakan kostum seperti pahlawan, dengan ikat kepala dan tongkat kayu. Kalau sudah begitu, rasanya kelompok kami yang paling hebat.

Kelompok A mulai berjalan menjauh, sementara kelompok Z menunggu hingga 15-20 menit. Anggap saja, aku berada di kelompok A. Nah, kami pun berlari. Kapur kami gunakan untuk membuat tanda panah, menunjuk arah yang kami tuju. Asyiknya .... ketika kami harus masuk ke gang sempit yang sebelumnya belum pernah kami lewati. Atau......... kuburan. Mmmmm seram tapi benar-benar mengasyikkan. Kami harus berjalan cepat agar tidak terkejar. Ketika kami merasa sudah capai, atau merasa cukup jauh berjalan, kami lalu membuat gambar rumah di tengah jalan dan setelah itu kami bersembunyi secara berpencar. Kelompok Z tiba di tempat itu tidak lama kemudian, dan begitu melihat gambar rumah mereka pun mulai mencari kami satu per satu.

Setelah semuanya ketemu, kami pun bersalam-salaman dan pulang ke lokasi awal bersama-sama. Sepanjang jalan, aku menyanyikan lagu Halo-halo Bandung, Maju Tak Gentar, dan lain-lain. Peluh bercucuran, namun suara kami makin lantang. Wuih........heroik sekali. Seperti pahlawan betulan saja rasanya. Tak terasa, jam telah menunjuk angka sepuluh. Malam hari.


.........bersambung...........


About the Author
susiivvaty

Share a little biographical information to fill out your profile. This may be shown publicly. Share a little biographical information to fill out your profile

No comments :

Leave a Reply

Our mission of increasing global understanding through exploration, geography education, and research.